Thursday, December 23, 2004

Nyi Roro Kidul dari Batak!!



ini dia cerita ttg Ratu Laut Selatan yg dipercaya sebagian orang
sebagai Biding Laut, saudara (kakak) dari Saribu Raja,
yang notabene adalah keturunan Raja Batak.

ada sesuatu yg menarik disini,
tentang Pulau Malau...
Ada Apa Dengan Pulau Malau..??

kesan sekilas, kok kayaknya rebutan tanah ya... ;p
oke.. mari kita diskusikan...
tapi baca dulu kisahnya ya.. baru boleh berkoar..
siapa tau Nyi Roro Kidul emang keturunan Raja Batak..

but my personal subjective comment:
ah.. macam2 kali orang2 itu..
ala molo hu bereng sian gambar2 na di tipi i..
mana ada nya halak batak yg zantiknya zeferti itu...
kekekekek...


Tuesday, December 07, 2004

BEDA NASIB


Pukul 17.40
Sudah sekian menit aku duduk ketika mereka datang. Dua bocah, laki-laki dan perempuan, dengan penampilan cukup bersih dan tape recorder dalam tas yg disandangnya. Sembari Sang perempuan membagi amplopnya, Si bocah lelaki mulai menghidupkan perangkatnya, mengepaskan suara, lalu mengambil ancang2. Duet itu kini menyanyikan lagu Boneka India.

Di bangku depanku, duduk 2 wanita berseragam SMP. Mereka yg beberapa menit lalu asyik berceloteh khas ABG, kini tanpa dikomando terdiam. Terkadang mencuri pandang pada 2 pengamen yg jelas terlihat kakak-beradik itu. Atau sesekali menunduk. Atau mengalihkan pandangan ke depan. Sementara yg ditatap, sang bocah lelaki, sejak awal berdiri dekat pintu depan metromini ini, memandang ke depan sambil menyanyi. Mereka semua sebaya.

Lagu yg dipentaskan tidak cukup lama. Namun banyak perasaan yg berbicara. Jelas tampak rasa iba tanpa daya di keempat mata gadis cilik berseragam SMP itu. Sementara pada bocah pengamen lelaki, tergurat lebih banyak lagi menyaksikan anak sebayanya pulang sekolah dgn riang. Mungkin malu, mungkin sedih, mungkin frustasi, mungkin pula tegar! Tak ada kata yg bisa menggambarkan dgn tepat. Sementara gue, sibuk menghayati fragmen singkat ini. Manusia memang punya NASIB-nya sendiri-sendiri.. termasuk aku juga..

Saking tenggelamnya dalam pikiranku sendiri, aku gak sadar kalo lagunya udah habis. Baru ngeh saat gadis kecil pengamen meminta amplopnya kembali. Saat itu juga aku baru sadar kalo belum memberi apa2 di dalamnya. Gak sempat lagi untuk merogoh dompet mencari sekedar uang kecil. Kuserahkan amplop kecil kosong itu ke tangannya dgn perasaan menyesal.. SANGAT MENYESAL..

Terngiang lagu yg barusan ku dengar..
"Boneka cantik, dari India
Boleh dilihat, ..."

Wednesday, December 01, 2004

Kemarin Bobi Mati



Kemarin Bobi mati...
Ia yang masih muda, ia yang masih penuh geliat perkasa,
Meratap anaknya yang tak pernah ada,
Banyak mata berkaca, banyak lidah kelu,
Kulepas ia dengan isak.

Kemarin Bobi mati...
Setelah beberapa hari mengerang,
Tak mau mengunyah, atau menjilat,
Enggan bersuara, apalagi menggeram,
Tak pula mau bergerak.

Kemarin Bobi mati...
Di pagi yang belum lagi terik,
Berdiri tegak, menatap seolah melambai,
Lalu terkapar,
Diam.

Kemarin Bobi mati...
Takkan ada lagi keramahanmu,
Tak lagi ada kibasanmu,
Atau lipatan kulit wajahmu,
Tak lagi ada.

Kemarin Bobi mati...
Ia yang kini terkapar kaku,
Dalam keheningan gundukan basah,
Halaman belakang senyap.

Kemarin Bobi mati...