Friday, July 30, 2004

Lose My Soul NOT


Baru 2 menit aku duduk di bangku oranye ini, metro mini S75 Blok M – Pasar Minggu. “Hangat” yang ditinggalkan penumpang sebelumku masih terasa saat semuanya dimulai, The Show Time!!.
Seorang anak perempuan kurang dari 10 tahun, bermodalkan tamborin dari bekas tutup botol (aku lebih suka menyebutnya écrék-écrék) mulai membagikan amplop lusuh dgn bbrp kalimat presentasi kemiskinan diguratkan di atasnya. Bahasa & gaya tulisannya hampir mendekati kenyataan bahwa itu benar2 ditulis oleh anak seusianya.

Kupalingkan wajahku ke arah jendela yg setengah terbuka, mencoba menikmati semrawutnya lalu lintas Jakarta. Udara jalanan menghambur panas, gerah. Berharap semoga telingaku tak harus infeksi mendengar teknik falsetto yg ajaib dan sayup2 itu. Bahkan memandang amplop lusuh itu pun aku enggan. Terbayang berjuta2 bakteri patogen yg melekat di kecoklatan kertasnya. “Jangan cari penyakit deh Mep.. kesehatan mahal!!”, begitu batinku membisik. Kukeraskan hatiku sebagai tanda setuju.. hidup memang keras my man..!! Hidup yg sama dan yg aku hadapi juga!

Di lain ketika, taxi yg kutumpangi melewati Jl.Cideng menuju Pejompongan, jalan dgn kanal berair pekat di antara kedua jalurnya. Seorang anak kumal, gadis kecil yg sebenarnya cukup cantik, menghampir pintu penumpang. Ia mencoba mencuri perhatianku dengan menempelkan dahinya di jendela, mengetuk2 kaca, dan menggerak2an bibirnya seolah hendak menembuskan suaranya. Ketenanganku terganggu. Segera keluar jurus koncian: mengembangkan kelima jari2 tanganku, lalu menghadapkan telapakku yg terbuka kearahnya. Ditambah senyum kosmetik sebagai bonus!

Ia kemudian bergegas menghampiri seorang perempuan paruh baya. Ibu yg duduk santai berteduh di kerindangan bugenvil yg tumbuh di pinggir kanal. Betapa bencinya aku melihat pemndangan ini. Wahai ibu yg di sana, bukankah engkau yg seharusnya memberi makan anak-anakmu..?!? Ataukah gadis kecil itu hanya sekedar modal kerja yg kau sewa entah dari siapa? Terkutuklah engkau & sang pemberi sewa.
Aku mengumpat! Aku gelisah!

Masih banyak fragmen lain yg kusaksikan di sepanjang lintasan aspal ibukota ini. Anak2 kecil yg bermain di bawah fly over sementara sang ibu mengawasi dari seberang jalan, di keteduhan warung kecil pedagang kelontong. Atau dua anak kecil yg bertengak di tengah malam demi memperebutkan secuil lahan parkir. Di tempat lain, anak lelaki kecil menggendong seorang balita perempuan, mungkin adiknya, mengemis di perempatan lampu merah.. pada jam 11 malam..!!! God.. sementara anak2 kebanyakan sudah mulai terlelap dan bermimpi menjadi Kapten Tsubasa.

Tidak terhitung pentas2 yg dimainkan oleh senior mereka, “kakak” dan bahkan “ortu” mereka. Tampil dgn lakon yg hampir seragam, dengan variasi di sana-sini. Ada yg mengaku habis kecopetan, mengaku mahasiswa yg mengumpulkan dana untuk korban kebakaran, atau remaja masjid yg mengumpulkan dana pembangunan. Ada juga yg mencari biaya pengobatan entah utk dirinya sendiri atau salah seorang kerabatnya yg jadi korban tabrak lari, lengkap dengan semua detil yg mendukung. Namun ada juga yg mengandalkan kejujuran kata-kata lalu menyumbangkan puisi yg lebih mirip pidato politik atau nyanyian lain ber-falsetto ajaib. Bahkan tdk sedikit yg mengandalkan ancaman dan intimidasi, bermodalkan penampilan amburadul, piercing dan beberapa tato buruk di kulitnya.

Semua itu membuatku MUAK..!! Betapa kerasnya hidup ini mampu mengubah kehidupan menjadi tak menyenangkan. Tak lagi ramah untuk dihirup!

Lebih 4 tahun mengajariku bahwa inilah kerasnya hidup di belantara Jakarta. Hidup yg keras, penuh muslihat, penuh intrik, terpenjara di rumah sendiri! Waktu yg cukup utk mengajariku melengos dan mengacuhkan mereka. Cukup waktu bagi si setan kecil di samping kepalaku tersenyum. Puas atas kebebalan nurani seorang Mappa. Tersenyum sangat bahagia seolah mengolok2 sang lawan, seorang malaikat kecil yg tertunduk memberengut di seberangnya.

This week, I’ve been thinking over it. Oh God.. I don’t want to lose my soul. How poor I am inside, feels like a kick on my stomach. Didn’t realize that even You, The Almighty, has always been so kind to me, Your sinner child. Help me to love.. Help me to vanish this terrible hate, this ashamed ignorance, into air. I’m eager to give a big smile to the little guardian angel of mine, instead of the ugly tiny devil. So please take my hand and teach me how to...

kusiapkan logam2 kecil keperakan. Ini akan menjadi rejeki mereka. Bukan sebagai balas jasa atas karya yg mereka tampilkan, karena secara jujur aku jarang menganggapnya bermutu. Semua yg akan kulakukan lebih sebagai apresiasi thd mereka sebagai manusia, sesama makhluk yg setara di hadapan Sang Khalik. Mencoba menghargai proses dan beban yg mereka hadapi untuk melakukan semua pentas itu.

Benar juga jargon yg sering mereka lontarkan... “uang seribu 2 ribu perak tak akan membuat Anda jatuh miskin..”. Tak akan membuat Mepy jatuh miskin! Walau keterbatasanku sbg manusia masih membuatku tak sudi untuk melunak pada mereka yang “mementaskan” kekerasan, ancaman dan intimidasi. No Way Jose, la yauw...!!!

Sekarang aku sedang sangat serius mempertimbangkan untuk menjadi volunteer bagi sekolah anak jalanan. Informasi yg kudapat, salah satunya ada di TIM, cukup mudah utk kujangkau. Aku hanya ragu pada waktu yg mampu kusediakan. Gimana menurutmu??

Catatan:
- Tulisan ini sangat terinspirasi oleh buku A Child Called ‘It’, bagian pertama dari trilogi karya Dave Pelzer, seorang korban child abuse.
- Gue sadar tulisan ini sangat panjang dgn gaya tulisan yg sangat tidak biasa bagi blog-ku. Sepertinya terpengaruh buku itu juga.
A should read.. very touching & inspiring..!!

Wednesday, July 28, 2004

Jogging





“woii.. ntar pulang kantor, gw dkk may lari ke senayan!”, muncul sebuah window dengan gaya tulisan yg khas..
“you know what.. tadi malem gue dah mau rencana begitu.. pengen ngajak elo.. tapi gue yakin elo bakal gak bisa.. sibuk.. dan sekarang.. kebetulan yg ajaib” aku me-reply.
“ok.. see u there ddeh!”,

Pembicaraan lalu beganti topik.. Ku-klik tanda silang merah di pojok kanan..
aha... finally got company for this one of my favourite sport!!

Pukul 5.10. Kumatikan Dell hitam berprosesor Pentium4 2.4 GHz itu, mengemasi meja kerjaku dan menyambar tas. Harus cepat sampai kost nih! Tak kupedulikan mak nyak, wanita bule Perancis yg sedang bersandar di pintu sebelah mejaku. Jangan sampai ia menyadari gerakanku dan tiba2 memberi setumpuk pekerjaan mendadak. Amaan.. ia tampaknya lebih fokus berdiskusi dgn Pak Vivi yg ada di pojok lain ruang marketing. Diskusi jarak jauh!!

Jarum jam swiss army kesayanganku hampir bertumpangan. Hmm... 5.30. Kaos & celana pendek sudah teronggok di dalam backpack Eddie Bauer warna krem-ku. Kukenakan softlens dgn agak terburu-buru...
Hopla.. siap berangkat.. jreeng..!!

Tak sampai 20 menit, sudah sampai di senayan., langsung menuju gate 8. wussh...wush... segera berganti kostum & menitipkan bawaanku. Penjaga penitipan barang yg entah siapa namanya menyambutku akrab.
“Lama nih gak kelihatan”, ia rupanya masih mengenaliku.
“Iya Pak, sibuk. Udah mulai rame lagi ya..”
“Emang. Malah hari Kemis lebih rame lagi.. walau gak serame dulu”
Aku tersenyum tulus.. “titip ini ya Pak..”

Kukantongi nomer penitipan dan bersiap-siap. Tali sepatu udah kenceng.. waktunya stretching. Kulihat di dekatku sekelompok gadis2 muda telah lebih dulu pemanasan.. what..?!?.. kok mereka pake push-up dan sit-up segala?? Itu sih gak cocok jadi materi pemanasan mbak! Protesku dalam hati..
ahh.. whadda hell.. bodo lah...
Pemanasanku hampir selesai ketika kelima “tuyul” itu muncul.. sebentar.. masih kurang ankle kaki nih.. Selanjutnya, yuk..
The jogging must begin!

Kujalankan stopwatch & mulai berlari santai. Sesekali ngobrol nimpali Detha, tuyul yg paling hiperaktif. Yessy tertinggal... kususul ke belakang.. ah itu dia.. Si Emak Bobi.

Hampir habis 2 putaran saat kulihat Imam, teman kuliah dan dulu sama2 di Gramedia Palmerah. Kulambaikan tangan di pinggir lintasan. Kutarik tangannya untuk enemaniku.. ngobrol lagi deh.. walau harus agak tersengal-sengal. Maklum jek.. marlboro putih yang menemaniku tiap hari seolah berontak. Walhasil.. keluar deh sebuah pengakuan dari mulut Si Imam, kalo dia dah gak “jalan” lagi sama CiPi, terhitung Januari ini. Aku tergelak hampir terpeleset.. mengoloknya ringan dgn menyanyikan hits Glen Fredly.. “Cinta kita.. berakhir di Januari.. la.. la...”. Imam cuma bisa tersenyum kecut.. Yes..!! nambah lagi temen jomblo gue!!

1 putaran kuhabiskan saat Imam berhenti. Ia sendiri sudah melahap 5 putaran. Para tuyul kayaknya udah berhenti dari tadi, tapi entah di mana sekarang. Ah nanggung.. 1 putaran lagi ah.. lagi gila nih.. sedikit sprint..
hop.. 4 putaran non-stop tuntas..!!

“Main Course” selesai.. saatnya hidangan penutup.. cooling down!. Mencoba pull-up, Cuma dapet 6 kali.. gombal! Iseng ngikutin aba2 dan gerakan mas instruktur aerobik yg lumayan tambun untuk profesinya.. teletubbies.. teletubbies.. tu.. wa.. ga.. pat.. gue tetep bergerak canggung.. gak bakat kali ye...

click to enlarge.. click to enlarge.. click to enlarge.. click to enlarge..
Jam 7, semua berhenti.. acaranya selanjutnya ya apalagi kalo bukan sosialisasi. Iya, manusia kan adalah manusia sosial yg bla.. bla... pret..!! Kucoba ngobrol dgn para "tuyul".. Hari yg baru kukenal malam ini, Sondang yg belum banyak ngobrol sama gue walau jelas terlihat ramah. Ada juga Taji yg udah gue kenal.. (perhatian ya sodare2.., gue itu ternyata masih sodaraan sama Taji bow.. *toss sesama marga*), terus Detha yg tetep ancur & hiperaktif walaupun minggu lalu sempat opname bbrp hari (jangan2 dokter salah nih.. bukannya ngasih obat tapi shabu2..makanya aktif gitu). Terakhir, ada Yessy yg berangan-angan membawa The Cute Bobi, si doggie, untuk jogging bareng.. guk.. guk...

Senangnya bisa jogging lagi malem ini.. setelah sekian lama.. dengan teman2 baru lagi...
Hey guys.. minggu depan kita jogging lagi yuuk...!!!

Wednesday, July 21, 2004


[di ruang kantor]

"Dear Bapak Mappalara Simatupang, Sesuai dengan pembicaraan...bla..bla...", aku menggumamkan isi email yang baru masuk.. mencoba mengerti maksud Si Distributor.
"Sst.. Pa.. Pa.. Mappa..!", ah.. seseorang memanggilku.
"Mep.. Mepy.. kita dah telat nih.. ayo dong Mepong.. ntar film-nya keburu main..", my close friends are waiting impatiently.
"Mopa... pa kabaar neeh..  " sebuah layar yahoo messenger popped-up.. terbaca Upik di nick-nya.
"Baik, bu sorry Pika.. Can't chat now, gtg..   ", aku buru2 nge-reply & langsung sign off. Segera meraih Samsung C100-ku yg sudah serak sejak tadi menyanyikan Make Luv-nya Room5.
"Lalla...Ini Bapak. Jangan lupa telepon Inang Tua-mu nanti di'... eh ini mama mau bicara...*w a i t i n g*...Oppu jangan lupa pulang ko Natal nanti na, dan jangan ko lupa itu oleh2-ku bela...", Mama mulai ngoceh.
Lima menit kemudian pembicaraan berakhir sementara otakku tersenyum, betapa keduanya telah berubah menjadi Batak berlogat Makassar, atau Makassar berlogat Batak? Kok gitu? see my previous post! Kita emang udah lama di Makassar, lot of friends there.. real friends..

[di lift menuju lobby]

"Pulallit.. ada temanmu.. Si Yaya..", begitu biasanya Emak berteriak dari suatu tempat, terlalu asyik di balik kerimbunan kebunnya, kadang sampai harus di-SAR, kata Si Ucok, bungsu kami.
"Kita besok jadi ke Barru, Patta.. empangnya Yaya udah siap dipanen. Bakal seru nih!", Ronal, kakak laki2ku tampak antusias, sementara Yaya di sampingnya sibuk menghindar dari jilatan Vera.
"Jam berapa kita berangk.." DING!!

Pintu lift terbuka di lantai 3... Lamunanku terputus.
Dua wajah teman SMA yg lama tak kujumpai muncul di balik pintu lift yg setengah terbuka. Kebetulan!
"Lho.. Zhym.. apa kabar?, yg lebih pendek menyapaku excited.
"Hey.. ugh.. baik..baik..", kudapati diriku overwhelmed
"Peng..Tupeng.. lama gak ketemu, eh..taunya kita satu gedung.."
DING!!

[di lobby]

Bergegas aku menuju basement. Ah.. teman2ku pasti udah bete nungguin di parkiran.
Jangan-jangan... wooo.. awas kalo aku sampai ditinggal..!

Epilog:
Coba hitung berapa banyak yang dipakai untuk memanggil diriku..
Terlalu banyak alias. Kriminil di koran aja paling banyak 4 nama.
Yee.. gue kan gak sama dengan kriminil.. enak aja.. weekk..!!
Catatan Lebih Akhir:
Tadinya aku mau menulis ttg "alias" sebagai "berbagai peran" kita dalam hidup ini. Tapi ah.. Kupikir akan terlalu membosankan.. Seperti politisi kita.. BETUL..?!?
Catatan Paling Akhir:
Cerita di atas adalah fiktif. Sekedar untuk menginformasikan semua "alias" yg kupunya dan siapa yg menggunakannya, dalam satu cerita utuh.
Terciptanya masing2 alias mempunyai cerita sendiri. Ask me in comment section!!

Monday, July 19, 2004

Whereever I May Roam

Suatu hari di sebuah salon, dialog antara sang hairstylist & pelanggannya.
"Mas.. aslinya dari mana?"
"Hmm.. emang kenapa mbak?", he's answering question w/ question
"Ya nggak pa-pa, cuma kayaknya dari sebrang"
"Oh.. begitu ya.."
"Jadi.. aslinya mana neh..?" si mbak tetep kekeuh
"Susah jawabnya nih.. Aslinya itu dilihat dari apa sih mbak?" pelanggan mengulur jawaban
"Ya aslinya dari mana, gitu. Suku apa, lahir besar di mana"
"Nah.. justru itu yang susah dijawab"
"Oh.. asalnya udah campur2 gitu ya?"
"Ya.. begitulah" akhirnya Sang Pelanggan mengiyakan sebuah jawaban sederhana & berharap tidak dicecar lebih lanjut

Loe pasti sering deh dapet pertanyaan kayak di atas kan? Emang lumayan efektif buat mencairkan suasana.. Ya.. gue pun suka mengajukan pertanyaan yg sama. Buat gue, pertanyaan ini punya kesan sendiri selain sekedar basa-basi pembuka obrolan. While with stranger(s), gue suka nunggu kapan nih ditanyain "asli dari mana", dan gue seneng aja kalo ternyata mereka menanyakannya.. lucky guess..yeah..!!!.

Tapi gue be-te kalo harus menjawabnya.. bukan apa2.. rumit jawabnya.. Gue bukan tipe kebanyakan orang yang suku, lahir, besar dan tinggal di satu tempat yang sama. Kalo semuanya itu dari satu tempat, orang dengan gampang aja menjawab, asli Jawa, Sunda, Palembang, Ambon, etc.. Kalo gue..? Nih ya.. gue paparin..

* Orang tua asli Medan. Batak dua2-nya. So secara suku bangsa dan darah nenek moyang, gue adalah orang batak, dan itu yang sekarang lagi terus coba gue yakini dan amalkan.. ceile... Kok begitu?
Iya..!! Soalnya kata Devi & temen2 kantor gue dulu di gramedia, gue itu "batak palsu", yang gak tau apa2 dengan segala hal yg ber-bau batak, kecuali suka makanannya doang..(yummy!!)..
Giliran urusan bahasa Jawa malah jago, jadilah gue dijuluki "Batak Palsu"

* Gue lahir di Bone, a small town in South Sulawesi. Kok bisa..? ya.. namanya juga orang Batak, identik sbg masyarakat perantau. Eh, nama gue aja pake nama bugis.. hmm.. whadda ya think about my first name? uncommon name, right? Itu tuh nama bugis, artinya..? Artinya kalo gak salah adalah Pendamai, Amin.. mudah2an bisa sesuai harapan.. he..he..!!

* Setelah lahir di Bone, 2 tahun kemudian pindah ke Toraja. Iya.. daerah wisata itu.. masak gak tau.. :p
Kata emak gue, waktu di Toraja kita bersaudara jago bahasa tator lho...

* 2 tahun di Toraja, pindah lagi ke Soppeng, masih di daerah Sulawesi Selatan. Sekitar 3 tahunan deh di sini, sampai gue masuk kelas tiga SD. Nah, di sini kita pinter bahasa bugis.. namanya juga anak2.. gampang belajarnya..

* Bokap lalu dapet tugas belajar ke Yogya selama 2 tahun. Jadilah gue di sana sampe kelas 5 SD. Dan yg pasti, jadilah gue jago bahasa Jawa, walau di tingkat ngoko aja..

* Kita sekeluarga lalu balik ke Makassar. Di sini sampai tamat SMP. Bahasa Makassar, agak susah belajarnya.. coz di sana orang2nya pakenya bahasa Indonesia sih. Sampai sekarang ortu masih di Makassar, dan gue kalo pulang kampung ya ke Makassar ini.

* Gue dapat berkat untuk studi di sebuah sekolah berasrama di Magelang. Jadilah gue pindah ke kota yang dingin ini, menghabiskan 3 tahun masa SMA gue. What a great time!

* Tahun 1994, masuk kuliah di kota Malang, kota yg sangat menyenangkan di Tenggara Surabaya dan sudah kuanggap kota kedua-ku. Bertemu teman2 yang banyak berpengaruh di hidupku selanjutnya, belajar banyak hal, dan main ke banyak tempat juga! Thanks to Impala Unibraw, gue puas main dan beraktualisasi.
Karena di Malang, gue jago lagi bahasa Jawa, dialek Malang. Gak susah, karena gue tinggal refresh yg gue pelajari waktu kecil di Yogya. Tetep susah kalo disuruh kromo, palingan seputar percakapan di warung nasi... :)

* Kebanyakan main, akhirnya lulus 5 tahun kemudian, dan dapet gawe di Jakarta sejak tahun 2000. So.. here I am now.. still stuck in this big kampong..!
 
See.. ada berapa kota tuh yang berperan.. semuanya 8 kota bow..!! emang sih, yg berpengaruh besar gak sampai segitu, tapi tetep aja rumit kan..
Mungkin loe pengen nanya.. ngapain cerita ini sedemikian penting sehingga perlu gue masukin ke blog. Ya.. gimana ya... gue cuma berharap, semoga dengan artikel ini gue gak repot lagi ngejelasin asal gue. Udah kebayang di kepala gue akan seperti apa dialog yang akan terjadi:
"Mas.. aslinya dari mana?"
"Oh.. liat aja di blog saya, http://mappa.blogpot.com.
Kalo mbak..???" *gubrag*

Wednesday, July 14, 2004

kecil, rakus & membius - pets #2

   
In memoriam of Popo, Owi, Biba and Pacil

Sesuai janji di tulisan sebelumnya, ini artikel kedua gue tentang pets.. hope you can enjoy it.. Sebenernya makhluk ini tidak punya peran fungsional yang terlalu besar, selain kelucuannya dan bius yang menenangkan oleh gerak-gerik dan tingkahnya. Nope.. I’m not talking about people.. it’s a fish!. Bukan ikan paus, hiu, gurame atau mas (di-arsik pasti yummy!) tentu saja, tapi ikan hias bow..

Masih inget film finding nemo? Nemo si clown fish itu lucu banget ya.. salah satu film kartun yg bagus banget menurut gue.. whaddaya think? Sekarang waktunya gue cerita tentang piaraan gue yang menempati urutan kedua, setelah doggie. Kok ikan hias di urutan kedua..? Simple.. liat aja.. berapa banyak rumah yang mempunyai akuarium di dalamnya..?

Terakhir gue punya ikan sekitar setahun yang lalu. Awalnya iseng aja beli akuarium karena ada yg jual murah, mau pindahan kost.. Lanjut cerita.. akhirnya kejadian deh gue memelihara, dan mengasuh, Popo, Owi, Biba, dan Pacil dari kecil hingga sampai hampir setelapak tangan. Walaupun keempatnya adalah ikan-mas-koki, tapi penghuni lain tetep ada dong.. Cuma ya.. lebih sebagai pelengkap. Aktor utama ya teteeeep... keempat "tuyul" kecil itu... :)

Memelihara mereka adalah keasyikan sendiri. Nguras akuarium minimal 2x seminggu, beli makanan, tambahan ikan, obat anti jamur, pompa & saringan air, dan berbagai perlengkapan yg lain. Untung semua tersedia di Barito.. tempat yang lengkap untuk urusan ikan hias. Belum lagi kalo ada yang terserang penyakit.. waah.. harus cepet-cepet dilakukan tindakan rescue... targetnya.. si ikan sembuh dan yang lain tidak ikut-ikut terapung miring (tanda2 kalo sakit).

Kalo dipikir-pikir... memelihara ikan lumayan ribet juga jek... butuh keseriusan dan makan biaya!! Tapi semua itu cukup sebanding kok dengan kepuasan yang loe dapet dari mereka.. tapi bukan berarti mereka adalah alat pemuas.. no..no..no.. Sensansi tersendiri melihat mereka berkumpul di permukaan saat waktunya ngasih makan, bahkan me-notol2-kan mulutnya yang mungil ke jari tangan gue yang masuk sedikit ke air.

Baru gue dekatin akuariumnya, mereka dah ngumpul tuh.. dah tau kalo bakal having meal. Saking sayangnya gue sama mereka, sampai-sampai... bangun pagi nih, gue bukannya langsung mandi dsb, tapi justru ngasih makan ikan dulu..!! Duh ikan.. beruntung deh loe punya gue.. huekk... huek.. huek... :)

Setiap hari, seringnya mereka gue tinggal ngantor. Nah.. pas balik ke kost.. capek, stress, lemas, letih, lesu...*you name it lah*... karena kerjaan di kantor, jauh berkurang saat loe ngasih makan mereka sore harinya. Gue susah nemuin kata yg bisa mewakili sensai itu.. mudah2an “DAMAI” cukup representatif. Can you imagine the scene when I lay down on bed trying to sleep, with the only light came softly from the fish tank which allow me to see them swimming around? God.. gue kehilangan mereka...banget..!! Banyak yang telah terjadi... dan saat itu mereka-lah yang menemani...

May You All, Popo, Owi, Biba, Pacil, Rest In Peace.

Monday, July 12, 2004

sahabat terbaik manusia - pets #1

Click to enlarge Bobi   enlarge us..!! enlarge us..!!

Berapa banyak dari kita yg punya (minimal pernah) binatang piaraan..?? Ada yg punya doggie, burung, marmut, hamster, kelinci, ayam, atau bahkan piggy!!
Pasti lebih dari 70%. Ini bukan suatu hasil riset yang terpercaya.. cuma terbatas pada keyakinan gue sendiri. Angka ini mungkin akan lebih besar lagi jika definisi pets lebih diperluas. Beberapa orang tertentu --ambil contoh: teman, saudara bahkan pasangan tetap-- kita masukkan ke dalamnya..ha..ha..ha..!! *joke*
Ngelantur ah, anyway, gue lagi pengen cerita tentang pets yang pernah gue punya, atau punya beberapa temen gue.. *iya,iya... tenang aja.. manusia tetep gak aku masukin sebagai hitungan..*

Gue mau cerita ttg piaraan pertama gue...
Her name was Bomer *kata Yessy namanya gak cocok.. terlalu macho buat seekor betina*.. Anjing pertama yg gue punya.. biasa aja.. anjing kampung cewek warna hitam dengan sedikit bulu putih.. ahh.. still can remember the way she swung her tail... apalagi kalo mau dikasih makan.. bagaimana mereka tiba2 menjadi “sok akrab” saat itu..berdiri dengan kedua kaki belakangnya, bahkan kadang melompat meraih sejumput “cake kesenangannya yg sengaja kupegang di udara. Gak bakal gue turunin sampe dia kelihatan frustasi. Hebatnya, mereka kadang ngerti kalo lagi diisengin.. ya gitu deh.. pura2 ngambek.. padahal begitu disodorin.. hap.. amblas!!

Anjing kedua yg kupunya bernama Nero, diambil dari nama seorang kaisar kejam pada jaman Romawi yang membakar kotanya sendiri. Sebuah nama mencerminkan pemiliknya. Nero-ku ini totally black & bener2 galak. Siapa aja yg lewat di depan rumah pasti dapet “sorakan” khasnya. Bahkan lebih. Gak ke-itung pejalan kaki, pengendara motor dan sepeda yang diterjangnya. Pastilah.. semua berakhir dengan jerit histeris ketakutan, damprat dan caci maki yang terlontar ke udara bebas..
Bahkan tuan-tuannya sendiri pernah dia gigit. Gue tentu saja tidak bermaksud sengaja waktu menginjak ekornya suatu ketika.. atau waktu mencoba melepaskannya saat terjepit di pintu pagar. Gigitan yang tidak sepenuh hati memang.. tapi tetep aja sakit bow.. Nakal kamu Nero!!

Gue masih inget saat membawanya main petak umpet di padang yg penuh alang2 tinggi di sebelah Timur kompleks gue. Sama temen2, dengan sepeda BMX yg sedang nge-trend saat itu, mencoba mengelabuinya. Selalu saja dia berhasil nemuin kami, seolah2 punya radar berteknologi antariksa.. Atau saat membawanya main ke pantai. Si Nero seneng banget berenang2 bersama ombak itu.. bikin takjub aja.. Nero..Nero.. kok loe bisa jago berenang dalam sekejap aja.. sementara gue, masih banyak megap2nya!!

Yeah.. itulah Nero, yg meninggalkan begitu banyak kesan di sekeluarga kami. Nero yang menjadi ayah dari doggie2 kami selanjutnya.. dengan Bomer sebagai ibu rumah tangganya. Selanjutnya, nama-nama seperti Bruno, Buster, Neri, siapa lagi ya.. lupa.. Yang jelas yg terakhir adalah Xaviera of Lucky Star yg hanya mau noleh kalo dipanggil Vera, her callsign.. *ya iyalah, panjang amat namanya*.. Doggie dari jenis Pomeranian ini ilang diambil orang saat Vera abis pipis di lapangan deket rumah gue... ini kebiasaannya tiap sore menjelang malam... sedih deh...hik..

 enlarge Sam..!! Frodo is here..!!
Begitulah, anjing kutempatkan sebagai hewan peliharaan peringkat pertama. Dog is a man’s best friend. Karena tidak saja setia, mereka juga pintar, berguna, patuh namun tetap lucu dan menggemaskan.. *kecuali kalo lagi pipis atau pupi sembarangan...grrr...*
Dan bukan cuma gue yang berpendapat begitu. Tanya aja sama para polisi K-9, atau Yessy tentang Bobi kesayangannya, yang begitu senang diajak jalan-jalan...*Yes, tambahin cerita ttg Bobi di comment ya*. Ada juga Sam & Frodo, dua peranakan spaniel-peking yang diasuh Tanti sejak kecil, yang merepotkan sang empu-nya tengah malem karena minta susu dan e’ek seenak udelnya.. *Tante Tanti, give your story in comment also pls*. Mau bukti lagi.. lihat aja.. udah berapa banyak film yang menokohkan makhluk berkaki empat ini.. dari Rin Tin Tin sampai Scooby-Doo, dari Beethoven sampe Snoopy!

So.. saatnya kebahagiaan loe harus di-share di sini. Ceritakan ttg mereka di comment.. ya...ya...ya... guk..guk...!

PS: tunggu episode kedua ttg pets -- ikan hias, dalam minggu ini. Don’t miss it :)

Wednesday, July 07, 2004

movie freak


Weekend yang lalu, gue bingung gak ada kerjaan, gak tau mau ngapain. Thank’s God someone remind me about movies. Ya udah deh.. siang-siang jam 11, diniatin deh hunting film ke glodok. Bela2in bangun jam 10.30 siang (idiih…), saat matahari bisa dibilang sudah tidak bersahabat.

Sedikit OOT, gue kalo Sabtu emang punya “tradisi” bangun siang, semacam bayar utang gitu.. Kapan lagi bisa tidur dengan bebas.. ya kan?? Soalnya kalo pas weekdays gue kan baru bisa tidur jam 12-an, dan harus bangun jam 7 pagi.. hmm.. whaddaya think..??? Iya…iya… lebih dari cukup… ha..ha..ha… Pokoknya gitu deh.. gue merasa wajib menjaga kelestarian tradisi luhur ini..!! titik :p

Nah, back to our topic. Kemarin gue belanja DVD banyak juga.. 16 judul dengan 28 keping. Iya,… gara-gara beli serial Alias season 1 dan 2. Jadinya ya banyak banget.. gue dah kayak pengecer yang lagi kulakan aja..he..he… Rasanya kalo beli kurang dari 10, kagak afdol men..!!!! udah jauh-jauh dateng ke glodok.. eh.. cuma beli se-iprit doang.. Sampai sekarang gue dah punya sekitar 100-an judul… lumayan ya… kata temen gue, gue mendingan buka rental aja sekalian!!

Dengan begitu.. satu kebiasaan buruk (atau justru bagus) bertambah di tahun 2004 ini sodare-sodare. Hampir tiap bulan gue pasti belanja film.. Padahal sebelum-sebelumnyanya sih gak gitu2 amat.. biasa aja.. kalo sempat ya beli.. tapi kalo gak sempat ya gak papa. Malah pernah kejadian gue ke glodok sampe 2 kali dalam sebulan. Ya.. emang kalo kualitasnya belum bagus, gue rela nunggu sampai bagus dulu.

Nah… abis dapet dapet film banyak gitu.. gue bisa seharian melototin tv… kecuali kalo ada acara yang lebih menarik tentu saja. Misalnya kemarin, gue milih ninggalin “barang baru” itu buat ke tempat anak-anak di Rusun Pejompongan, soalnya kita mau ada acara nonton euro bareng (padahal kecewa.. final euro-nya monoton.. sucks!!!). Tapi ya tetep aja.. balik ke kost dengan terkantuk-kantuk karena begadang.. eh.. masih dibelain nonton Alias sampe jam 2 pagi. Besoknya ngantor, pulang main biliar jam 10, gue lanjutin lagi nonton 4 seri sampai setengah 3. Gila ya gue.. You must be thinking tham I’m kindda a movie freak. eiiitt… tapi wajar dong.. film seri gitu kan emang bikin penasaran… ya sama aja kayak emak loe dulu doyan banget mantengin Maria Mercedes, sang telenovela fenomenal.
Dan malem ini.. kayaknya gue lanjutin dikit.. boleh ya.. boleh…???





Sedikit tips berbelanja DVD

  • Pada saat pertama kali belilah dalam jumlah yang banyak, agar loe gak jadi just another guy buat penjualnya. Make a first good impression!
  • Lebih asoy kalau naik busway.. tidak kena macet dan murah meriah. Jangan lupa bawa backpack biar gak gampang naruh belanjaan.
  • Dandan biasa aja. Emang loe mo nge-gebet abang-nya???
  • Coba untuk menawar atas pembelian yang banyak tersebut. Biasanya sih mereka mau ngasih 10%. Tarik semua urat leher loe sampe dapet.
  • tanyakan kepada abang-nya, apakah DVD yang loe mau beli dah kualitas bagus atau belum. Penjual yang profesional (ceile) bakal menginformasikan sesuai kondisi sebenernya.. nah.. ini bisa loe jadiin langganan.
  • Jangan mudah terpengaruh sama penjual yang suka nyolek-nyolek buat nawarin bokep. Biasanya kualitas-nya jelek. Kecuali emang loe pingin.
  • Bayarlah sesuai harga yg disepakati dengan jujur!
  • Jangan nyopet pengunjung yang lain, apalagi Si Abang DVD!

Friday, July 02, 2004

Pemilu



One thing certain in this world, is the uncertain itself. iya... seperti itulah kehidupan ini, karena jika ia tak lagi dinamis, apa bedanya dengan sebongkah batu, mati dan hanya berharap pada influence agar dapat berubah. Ups... gue dah mulai menulis sesuatu yang berat dan bergaya implisit. Oke.. this isn't the style for my blog. I should keep it simple, easy and to the point. Thank's Rini for your suggestion.

Begini bapak-bapak dan ibu-ibu.. ehmm...
3 hari lagi.. ya.. 3 hari lagi kita memulai suatu babak baru dalam kehidupan berbangs..damn,started again! sorry.. Kita bakal milih presiden baru Indonesia. Pemilihan langsung yang pertama bow.!!
Dimana-mana topik-topik media banyak tercurah ke sana. Bahkan tukang ojek yang biasa mangkal di ujung jalanan depan kost-ku tiba-tiba saja menjadi ahli politik. Ah... betapa banyak orang pandai di negeri ini...

Dari awal, gue tidak tertarik dengan pemilu ini, padahal sebagian besar loe2 semua mungkin akan ikut memilih, but not me! Let me share some ground..

Pertama, gue udah muak dan cenderung apatis dengan politik, yaa... walaupun gue tahu & sadar kalo di situ adalah lahan uang tentu saja. Gue udah terlanjur kecewa dengan perpolitikan Indonesia, sejak reformasi hanya jadi jargon & euforia doang..
Satu yang gue yakini, loe pasti ngerasain itu juga kan..??

Politisi sibuk rebutan kursi, banyak kasus yang tidak jelas penyelesaiannya, agama ditunggangi untuk kepentingan politis pribadi (I really hate this, agama apapun itu!). Wakil rakyat lebih mementingkan membahas tunjangan mesin cuci daripada RUU, ada pemimpin yang menjual negara demi simpati luar negeri (Bodoh!), seorang Amien yang ambisius dan mencla-mencle, Gus Dur yang nyaru gak mementingkan duniawi tapi justru tetap ngotot kalo tetap sehat, Mega.. kulkas 2 pintu yang bagai kacang lupa kulitnya, dll...dll...

Terlalu banyak kebohongan di dalam politik, terlalu banyak hati rakyat yang disakiti (dan tetap akan terus tersakiti). Enak aje... ngapain juga gue susah2 buang waktu, pikiran dan tenaga hanya untuk disakiti (ceile..), apalagi kalo ternyata dia itu pilihan gue.. No Way Jose la yaw.. Tidak ada untungnya buat kesehatan jiwa dan raga, mendingan juga gue gak peduli, ya tho..?

Alasan kedua, dari awal proses awal pemilu ini (pemilihan anggota legislatif) sampai dengan putaran pertama pemilihan presiden, yang gue lihat ya tetep aja.... MUKE-MUKE LAMA ITU!! Ibarat pasta gigi & deterjen, berganti kemasan padahal sebenernya isinya ya sami mawon.. idem ditto... ya itu2 juga.. Memproklamirkan diri kalo punya sesuatu yang baru tapi tidak bisa dirasakan dan dibuktikan! Gue pernah denger salah satu iklan Wiranto di radio.. ampun koh... persis kayak iklan sabun Daia!

Saking ramenya televisi menayangkan capres berdebat, beriklan, dan nyanyi di AFI, semakin terlihat betapa semua itu hanya kotoran kerbau (baca: bullshit). Retorika... retorika... tak lebih dari sekedar lipservice..(kalo "lipservice" yang lain sih, gue juga doyan2 aja.. yummy.. whua..ha..ha..!!)

Semuanya menjual lagak menjadi the choosen duo. Dengan konsep yang paling mutakhir & komprehensip (pake "p").. padahal eh padahal.. cuma jawaban2 normatif yg no doubt merupakan harapan masyarakat umum. Kadang jawaban itu gak jelas sinerginya dengan jawaban2-nya yang lain.
Obral janji bapak... obral janji ibu.. (catatan: si ibu gak banyak janji kok.. banyak diamnya.. :P)

Gimana bisa mengharapkan mereka memberantas KKN kalo saat kampanye saja sudah menghalalkan kecurangannya... curi start-lah.. pake fasilitas negara-lah.. sumber dana yang gak jelas-lah.. fiuuuhh....
Intinya, TIDAK ADA DARI MEREKA YG CUKUP MEYAKINKAN SEBAGAI NEGARAWAN YANG NIATNYA MURNI BEKERJA UNTUK KEJAYAAN BANGSA!

Ketiga, gue gak punya KTP jakarta jek! Buat ngurus KTP atau surat domisili sementara, ya... mana sempaaat... Ngapain juga bela-belain repot khusus untuk pemilu. Kalo gue ngelakuin itu, sama saja membiarkan diri gue dimanfaatkan untuk kepentingan mereka. Repot ngurus tetek bengek ini itu, mereka yang dapat tetek-nya.. gue kebagian bengek-nya doang.. huh..

Keempat-nya, Mendingan juga gue ngabisin tanggal 5 Juli nanti dengan nonton koleksi DVD yang belum sempat gue tonton. Banyak bow..!!

Kelima dan terakhir, gue belum cukup umur! *gubrag!*